Islam dan Gemerlap Dunia Mode
DUNIA mode adalah dunia yang penuh pesona. Dunia mode adalah dunia yang gemerlap. Apabila kita, secara seksama, mengikuti perkembangan dunia mode, maka sesuatu yang segera tampak dengan jelas adalah bahwa mode itu tidak statis, tetapi terus menerus mengalami perubahan. Ini membuktikan bahwa manusia itu kreatif,' selalu menciptakan hal-hal "baru", termasuk dalam lapangan mode. Dengan akalnya manusia dapat mengembangkan daya kreativitasnya sehingga dapat menciptakan segala sesuatu sesuai dengan selera keinginannya, juga dalam hal mode. Berbeda dengan binatang, yang tidak mempunyai akal, ia akan tetap mengulang pola kelakuannya yang itu-itu juga, stereotip. Sarang laba-laba sejak 1900 tahun yang silam tetap sama dengan sarang laba-laba sekarang dan yang akan datang.
Para perancang mode pakaian selalu cenderung untuk "memodernisasi" potongan pakaian sesuai dengan keinginan para disainernya; diciptakanlah pola-pola menarik sesuai dengan selera dan kreativitasnya, sebagai refleksi dari keadaan masa yang dialami dan yang dilaluinya. Hal ini dapat kita lihat betapa pesatnya perkembangan mode itu, setiap saat ada saja kreasi-kreasi baru yang dengan sekejap mata telah merata. Muda-mudi senang sekali memakai pakaian dengan mode baru, suatu hal yang membuktikan bahwa mode baru itu mempunyai daya pikat kuat terhadap kaum remaja. Kendati untuk itu mereka harus membuat atau membelinpi dengan harga yang relatif mahal.
Mode Pakaian Pria
Di kalangan kaum pria, bentuk dan variasi mode pakaian tidak begitu kentara perkembangannya, dan kebanyakan mengulang bentuk mode yang sudah pernah diciptakan sebelumnya serta ditambah dengan variasi-variasi baru sehingga menjadi kreasi baru. Kita lihat misalnya mode celana atau baju pria kurang mengalmi perkembangan yang berarti. Dilihat dari segi ’kesedapan' pandangan mata, ada pula kekurangan-kekurangan, misalnya potongan celana pria terlalu ketat, terlalu sempit. Namun dalam banyak hal masih dapat dikatakan bahwa kaum pria lebih sopan dalam hal berpakaian dibanding dengan sementara kalangan kaum wanita. Karena pria masih mau menutupi aurat dibanding dengan sebagian kaum wanita yang masih kurang sempurna dalam hal menutupi auratnya.
Mode Pakaian Wanita.
Sebaliknya, apabila kita saksikan perkembangan mode pakaian wanita, maka nampaklah perkembangan mode secara pesat. Mode pakaian modern pada sebagian remaja putri sudah cukup ’maju’. Bahwa pakaian yang fungsinya justru sebagai penutup rahasia tubuh (aurat), kini potongan pakaian itu dibuat semakin nyeksi dan menggetarkan syahwat. Mode pakaian seperti itu sudah banyak berkembang dan dari masa ke masa terus dalam perkembangan dan perubahan dengan segala bentuk dan variasi yang berganti – ganti. Jenis-jenis pakaian yang disebut you can see (artinya: kamu dapat melihat), rok mini, super mini, hotpant, bikini, backless dan sebagainya, dapat ditunjuk sebagai contoh sederetan mode yang justru nebyodorkan aurat, yang secara sengaja atau tidak mengandung motif penonjolan keseksian tubuh wanita.
Penyakit Mental Epidemik
Mode pakaian yang lebih banyak menonjolkan keseksian tubuh
wanita, yang pada mulanya diproduksi dan diintroduksi di dunia
barat oleh para perancang mode di sana, kini telah berpengaruh
dan berjangkit melanda sebagian besar masyarakat kita. Menurut para ahli sosiologi, mode adalah penyakit mental epidemi.k, dimana
masyarakat penirunya dijangkiti penyakit gangguan jiwa sehingga
mereka cenderung meniru-niru tanpa pertimbangan cocok atau tidak. Kreasi mode baru itu dicaplok begitu saja tanpa pemikiran yang matang apakah sesuai atau tidak dengan si pemakai atau penirunya. "Deman meniru" ini merupakan semacam penyakit mental, asal meniru saja tanpa mengetahui apakah potongan pakaian itu selaras dan harmonis dengan keadaan badaniah atau keadaan alamiah setempat.
wanita, yang pada mulanya diproduksi dan diintroduksi di dunia
barat oleh para perancang mode di sana, kini telah berpengaruh
dan berjangkit melanda sebagian besar masyarakat kita. Menurut para ahli sosiologi, mode adalah penyakit mental epidemi.k, dimana
masyarakat penirunya dijangkiti penyakit gangguan jiwa sehingga
mereka cenderung meniru-niru tanpa pertimbangan cocok atau tidak. Kreasi mode baru itu dicaplok begitu saja tanpa pemikiran yang matang apakah sesuai atau tidak dengan si pemakai atau penirunya. "Deman meniru" ini merupakan semacam penyakit mental, asal meniru saja tanpa mengetahui apakah potongan pakaian itu selaras dan harmonis dengan keadaan badaniah atau keadaan alamiah setempat.
Barangkali alasan yang dikemukakan para peniru itu, secara sadara atau tidak, biar dianggap "modem" dan tidak ketinggalan zaman. Itulah sebabnya, kita lihat pengaruh mode itu cepat tersebar dan meluas di berbagai kota metropolitan, terutama di kalangan remajanya. Masyarakat muda-mudi seperti dijangkiti demam mode, setiap saat ada saja kreasi baru yang ditampilkan. Dan para perancang mode sudah tahu betul selera keinginan masyarakat "modern" tentang mode itu. Para disainer itu seperti memiliki rencana yang sistematis untuk menciptakan kreasi baru setelah mode lama yang beredar di tengah-tengah masyarakat tidak disukai atau laris lagi.
Menembus Pinggiran Desa
Pada masyarakat agraris, pengaruh mode itu dapat dikatakan
masih kurang kentara. Barangkali karena adat-istiadat masyarakat
kampung atau desa setempat tidak atau belum mau menerimanya.
atau mungkin kalaupun ada, maka seorang gadis kampung yang
memakai pakaian dengan mode baru (rok mini misalnya), ia akan menjadi tontonan gratis para remaja putra di kampungnya, dianggapnya berlaku yang bukan-bukan atau aneh oleh masyarakat. Mungkin pula ia akan menjadi bahan pergunjingan, bahkan dicela masyarakat karena ia dianggap melanggar kebiasaan.
masih kurang kentara. Barangkali karena adat-istiadat masyarakat
kampung atau desa setempat tidak atau belum mau menerimanya.
atau mungkin kalaupun ada, maka seorang gadis kampung yang
memakai pakaian dengan mode baru (rok mini misalnya), ia akan menjadi tontonan gratis para remaja putra di kampungnya, dianggapnya berlaku yang bukan-bukan atau aneh oleh masyarakat. Mungkin pula ia akan menjadi bahan pergunjingan, bahkan dicela masyarakat karena ia dianggap melanggar kebiasaan.
Sejak beberapa dekade terakhir ini, di beberapa desa/kampung yang telah banyak mendapat pengaruh dari "luar" akibat hubunganhubungan yang lebih terbuka sebagai akibat kemajuan komunikasi mesa, serta pengaruh sampingan modernisasi, pengaruh mode pun mulai terlihat di sana. Bahkan telah menembus ke desa-desa dan kampung, suatu hal yang tidak kita saksikan pads puluhan tahun yang silam. Apabila mode pakaian yang lebih banyak membuka aurat ini dianggap sebagai pakaian "modern", make masalah ini harus mendapat perhatian series dari keluarga-keluarga Muslim. Karenanya mesti ditegaskan bahwa orang modern tidak harus membuka aurat. Wanita modern tidak harus membuka aurat. Remaja putri Islam dapat menjadi modern tanpa membuka aurat. Janganlah demi modern, manusia Muslim meninggalkan ajaran agama dengan membuka-buka aurat.
Fashion Show
Untuk memperkenalkan koleksi pakaian mutakhir, rupanya industri pakaian tidak cukup hanya mengiklankannya lewat Surat kabar, radio, film, televisi dan internet, akan tetapi di camping itu mereka agaknya merasa perlu mengadakan promosi dengan mengadakan "fashion show" (peragaan busana). Peragaan busana semacam itu memungkinkan pengunjung dapat secara langsung menyaksikan sang model/ peragawati yang memperagakan kreasi mutakhirnya dengan cars pose menawan. Dalam "in action" itu akan terlihat antara perpaduan pose, mode dan kegenitan pemakainya.
Peragaan busana dengan mempertontonkan bentuk-bentuk kreasi mode baru yang variatif, mengandung motif tertentu. Yaitu untuk merangsang selera masyarakat agar selekas mungkin memakai atau. menirunya. Dengan demikian, pakaian kontemporer itu akan cepat laris dan laku pemasarannya, diterima pemakainya, dan cara ini dari segi bisnis komersial dapat dikatakan sukses.
Adanya motif-motif komersial ini, kadang-kadang tidak jarang disainer membuat kreasi-kreasi baru dengan potongan yang ketat, sehingga bentuk tubuh wanita seolah-olah ditonjolkan secara mencolok. Bahkan betas-bates tubuh yang seharusnya ditutupi, kini semakin disingkap dan dibuka, semakin naik-meninggi dan aurat pun turut tersingkap pula. Make fungsi pakaian telah kehilangan makna ashnya, karena dieksploitasi oleh motif-motif komersial.
Dan untuk melariskan kreasi mode baru itu, diadakanlah peragaan busana dengan menampilkan model/ peragawanperagawati yang ganteng dan cantik, yang dengan kelincahannya bergaya dengan pakaian rancangan mutakhir dalam peragaan busana yang disaksikan dan ditonton oleh ratusan, ribuan, bahkan jutaan pasang mata.
Kontes Kecantikan
Yang jugs menjadi "mode" di Tanah Air kita adalah spa yang dinamakan "beauty contest" (kontes kecantikan). Orang tidak lagi mempersoalkan, apakah kontes kecantikan semacam itu cocok dengan kebudayaan dan kepribadian Indonesia atau tidak. Namur sebagian masyarakat kita dengan serta merta menerima begitu Baja kebudayaan yang berasal dari dunia Barat itu. Sebagian masyarakat kita kini sedang dilanda "deman kontes" untuk memilih para ratu seperti ratu pantai, ratu kebaya, ratu kampus, ratu Indonesia, ratu dunia. Gadis-gadis cantik-mulus yang memiliki potongan tubuh yang menggairahkan serta menggiurkan syahwat dideretkan dalam suatu kontes dengan hanya memakai pakaian minim yang melekat pada dada, pinggul dan pahanya, berjajar di muka ratusan pasang mata pengunjung yang secara bebas menikmatinya.
Demam kontes ini sudah melanda sebagian masyarakat, bahkan ads sebagian masyarakat yang sudah menerima dan menganggapnya "all right". Sampai-sampai universitas tertentu pernah ikut-ikutan latah mengadakan kontes semacam ini dengan memilih ratu kampus. Kenapa bukan bidang kepandaian, kecerdasan dan kerajinan yang dikonteskan? Untuk memilih mahasiswa yang berprestasi. baik dan kepadanya diberikan fasilitas-fasilitas yang memadai untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya yang nantinya setelah menjadi sarjana dapat berguna bagi perubahan dan perbaikan keadaan bangsa ?
Wawasan Islam
Apakah Islam menolak mode? Yang jelas jawabnya 'tidak'. Sepanjang pengetahuan saya memang tidak ada dan tidak ditemukan dalam ajaran Islam tentang "cara" mendesain pakaian. Lebih tegas, al-Qur'an dan Hadits tidak pernah menyinggung persoalan mode pakaian. Jadi Islam tidak memberikan ketetapan atau kepastian bahwa mode itu harus begini atau harus begitu. Ini logis, Karena soal cipta-mencipta mode termasuk masalah yang berdimensi duniawi. Tegasnya, termasuk masalah kebudayaan.
Mengenai masalah-masalah duniawi, Rasulullah telah menandaskan:
Jika ada urusan agamamu (yang tidak kamu ketahui) tanyakanlah kepadaku; jika ada urusan duniawi, maka kamu lebih mengetahui:nya.')
Sabda Nabi di atas secara tegas menyatakan bahwa untuk masalah-masalah yang berdimensi agama harus dikembalikan kepada Rasulullah sesuai dengan sumber informasi al-Qur'an dan Hadits.
Masalah mode termasuk urusan duniawi karenanya tidak ditetapkan dan tidak ditentukan secara pasti bagaimana cara mendesainnya, maka is dapat dikembangkan menurut selera dan wawasan kreativitas kits sendiri. Yang prinsip dari pakaian ialah menutup aurat. Aurat bagi wanita adalah seluruh tubuhnya minus muka dan telapak tangan, sedangkan aurat bagi pria adalah bagian‑
bagian tubuh yang terletak antara pusar dan lutut (batas minimal).
Jika prinsip menutup aurat telah terpenuhi, maka pakaian macarn
apapun bentuk dan potongannya tidak menjadi persoalan. Termasuk
dalam kriteria menutup aurat adalah : pantas pakai, bahan pakaian
tidak terlalu tipis, potongannya tidak terlalu ketat dan sempit sehingga dikhawatirkan dapat menonjolkan detail tubuh yang merangsang syahwat lawan jenis.
bagian tubuh yang terletak antara pusar dan lutut (batas minimal).
Jika prinsip menutup aurat telah terpenuhi, maka pakaian macarn
apapun bentuk dan potongannya tidak menjadi persoalan. Termasuk
dalam kriteria menutup aurat adalah : pantas pakai, bahan pakaian
tidak terlalu tipis, potongannya tidak terlalu ketat dan sempit sehingga dikhawatirkan dapat menonjolkan detail tubuh yang merangsang syahwat lawan jenis.
Masalah Duniawi
Dalam menghadapi masalah-masalah yang berdimensi duniawi dan masalah-masalah kebudayaan, termasuk masalah cipta-mencipta mode pakaian, Islam tidak bersikap kaku, tetapi fleksibel. Islam memberikan kelonggaran bahkan kebebasan dalam hal ciptamencipta mode, dan dalam hal ini diserahkan kepada selera kreativitas masyarakat-penganutnya di mana mereka berada. Jadi mode pakaian itu dapat dicipta sesuai dengan keperluan, kebutuhan, kondisi dan situasi, namun harus dalam batas-batas moral Islam.
Oleh karena itu, tidak usah pakaian orang Islam Indonesia sama persis dengan pakaian orang Pakistan atau sebahknya. Begitu jugs pakaian Arab tidak perlu serupa dengan pakaian Malaysia. Faktor-faktor kebudayaan setempat, keadaan iklim dan musim sudah barang tentu akan ikut mempengaruhi cara memotong pakaian, cara mereka berpakaian dan pola serta disain-disain yang dihasilkannya. Namur suatu hal yang harus sama adalah bahwa pakaian orang Islam di mana saja harus menutupi aurat. Sebab aurat yang terbuka adalah salah satu tanda bahwa moralitas mulai ambruk.
Kendatipun Islam tidak mengajarkan secara pasti tentang cipta-mencipta mode pakaian, namun para pemeluk Islam diberikan kemerdekaan untuk mendesain dan merancang mode menurut kemauannya, asal saja tidak melepaskan pandangan dan aspirasi jiwa Islam. Soal mode tidaklah prinsip, tetapi yang pokok adalah menutup aurat.
Dalam konteks ini, sama halnya Islam tidak mengajarkan bagaimana cara-cara membuat rumah, kapal, meja, kursi, bendungan, komputer, dan lain sebagainya. Karena itu, rumah orang Turki tidak ada salahnya jika berbeda dengan rumah orang Mesir. Bendungan orang Mesir tidak perlu sama dengan bendungan orang Libya. Kapal orang Indonesia tidak perlu sama dengan kapal orang Arab. Namun yang perlu diperhatikan, dalam hal membuat rumah misalnya, ialah bagian-bagian atau ruangan yang boleh dimasuki oleh orang luar dan pemilik rumah itu sendiri. Dalam hal membuat pesawat terbang, yang patut diperhatikan adalah efektifitas dan manfaatnya. Pesawat itu harus efektif dan berguna buat kepentingan umum dan bukan ditujukan untuk membinasakan sesama manusia.
Produk kreativitas dalam dunia mode dapat ditampilkan dalam suatu peragaan busana Muslim untuk memberikan pengertian kepada semua orang, terutama kepada putra-putri, bahwa Islam tidak menampik mode (estetika) pakaian, tetapi justru sebaliknya Islam menghargai kreativitas, mendorong daya cipta dan selalu menggalakkannya untuk selalu mencipta dan berkreasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar